Dunia Foto Kita

Showing posts with label analog. Show all posts
Showing posts with label analog. Show all posts

Contoh Film Format 35mm

Duniafotokita-35mm adalah format film kecil dengan ukuran bagian sensitif cahaya, walaupun beberapa kamera memiliki kemampuan untuk membaginya dua untuk keperluan efisiensi.35mm biasanya dikemas dalam selongsong tabung kecil, umumnya untuk 24 dan 36 kali pengambilan gambar. Kualitasnya tidak setara dengan film format menengah (medium format) dan format lebar (large format), tetapi sangat praktis. Film keluar dari tabung lewat lubang kedap cahaya - lubang berbentuk garis kecil dengan kain penyerap cahaya warna hitam. Tetapi tentu saja dibuat film dalam jumlah banyak dan kemudian digulung sendiri dalam tabung. Hasilnya adalah rol film bisa lebih panjang dan lebih hemat.

Istilah 135

135 adalah istilah yang dgunakan Kodak untuk film yang diperuntukkan bagi kamera dengan sistem 35mm. Sistem kamera 35mm adalah yang paling banyak digunakan dan dikenal saat ini. Pada pembungkus film biasanya kita temukan label seperti: 135-36 yang artinya film tersebut adalah untuk kamera sistem 35mm dan bisa digunakan untuk mengambil 36 gambar. (Advent)
Read More …

Duniafotokita- film adalah alat perekam cahaya yang ada tepat di bagian belakang kamera.Berdasarkan bahan dan tingkat sensitifnya,film dapat dibedakan menjadi: 
*Film hitam putih
*Film warna
*Film infrared
*Film tungsten
*Film negatif
*Film positif
*Film daylight
*Film shade
   Terdapat juga kamera polaroid yang memberi gambar positif, sehingga pengguna tidak perlu melakukan proses cuci cetak film. Kamera digital saat ini tidak menggunakan film, melainkan sensor yang lebih peka terhadap banyak warna.

Berdasarkan ukurannya, film dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :
*Small format (35mm)
*Medium format (100-120mm)
*Large format (lebih dari 120mm)

Pembagian kamera berdasakan mekanisme kerjanya dibagi menjadi 2

1. Kamera single lens reflect
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.jenis ini bekerja pada kamera dslr dan cara kerjanya menggunakan pemantulan seperti yang di gambar

2. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur. ini bekerja pada kamera digital (cidix)
Read More …

Duniafotokita- Kali ini kita akan memperkenalkan dua elemen dalam kamera yaitu shuter dan diafragma.Shutter dan diafragma , keduanya sama-sama berpengaruh pada ketajaman, tapi sifat mereka berlainan. Shutter berpengaruh pada ketajaman dari obyek bergerak; aperture berpengaruh pada ketajaman rentang jarak (depth of field). 
Kecepatanrana (shutter) 
Kecepatan rana atau shutter adalah kecepatan tirai rana untuk membuka kemudian menutup kembali. Seberapa cepat tirai rana meloloskan cahaya dari lensa berarti seberapa banyak cahaya yang “diizinkan” lolos untuk mencahayai film. Semakin cepat kecepatan tirai rana, semakin sedikit cahaya yang mengenai film.Pengontrolan kecepatan tirai rana ini dapat diatur melalui gelang kecepatan yang menunjukkan angka-angka yang harus dibaca sebagai angka pencahayaan : 1/... detik. Misalnya, angka 60 berarti 1/60 detik. Dengan demikiah, tirai rana akan membuka dan menutup kembali selama 1/60 detik. Makin besar angka kecepatan, makin cepat tirai rana bekerja, dan semakin sedikit cahaya yang masuk. Demikian pula sebahknya.Shutter mengontrol jumlah cahaya masuk dengan lama waktu bukaan. Setiap bukaan mengatur cahaya setengah lebih sedikit atau dua kali lebih banyak, dan ditandakan dengan pembagian dalam hitungan detik, contoh: 1 (1/1 atau 1 detik), 2 (1/2 detik), 4 (1/4 detik), 8 (1/8 detik) 15, 30, 60, 125, 500 dan selanjutnya. Beberapa jenis kamera mampu membuka shutter mulai dari 30 detik sampai dengan 1/12.000 detik. B dikenal sebagai “bulb”yang men­gatur shutter untuk selalu terbuka selama tombol shutter ditekan. Ada juga kamera dengan fungsi shutter T atau “time” yang memungkinkan untuk membuka shutter setelah tombol shutter ditekan dan menutup dengan menekan tombol shutter sekali lagi.Lebih cepat kecepatan shutter akan membekukan atau menghasilkan subyek yang bergerak tampak tajam. Gambar tidak tajam (blur) seringkali disebabkan oleh obyek yang bergerak. Akan tetapi apabila kecepatan shutter ditingkatkan gambar blur dapat dikurangi atau dihindari. Pemilihan kecepatan rana didasarkan atas pertimbangan, ingin “mendapatkan yang bagaimana”. Pada umumnya tugas kecepatan rana adalah membuat gambar yang jelas dan tajam, juga pada obyek bergerak, bergerak cepat atau sangat cepat. 
Diafragma (Aperture)
Diafragma atau aperture adalah besar ukuran bukaan lensa. Gunanya untuk mengontrol kadar terang cahaya masuk yang mencapai film. Aperture bekerja seperti kelopak mata manusia; dapat dibuka lebar atau dipersempit untuk pengatur banyak atau sedikit cahaya. Di kamera pengaturan ini diatur oleh diafragma, sekat-sekat yang bertumpuk yang terdapat di dalam lensa. Diafragma dapat diatur bukaannya, dapat dibuka lebar untuk mendapatkan cahaya lebih banyak, dan dapat disempitkan untuk mendapatkan cahaya lebih sedikit.Besar kecil ukuran aperture diindikasikan oleh f-number atau f-stop. Ada istilah dalam fotografi, lensa di “stop-down” atau “turun” atau “ditutup” ketika ukuran diafragma diperkecil atau lensa di “open” atau “dibuka” ketika ukuran diafragma diperbesar. Standarisasi seri dari f-number atau f-stop adalah: f/l, f/l.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/ll, f/l6, f/22, f/32, f/64. Bukaan diafragma terbesar adalah f/l, yang mengumpulkan cahaya paling banyak. Setiap f-stop setelah itu mengumpulkan cahaya setengah lebih sedikit dari sebelumnya, atau dua kali lebih banyak dari sesudahnya.
Misalnya, f/4 dua kali lebih banyak mengumpulkan cahaya dari f/5.6 dan setengah lebih sedikit dari f/2.8. Perhatikan bahwa f-stop mempunyai kesamaan relasi setengah dan dua kali lipat cahaya pada kecepatan shutter. Jadi indikasi f-number berbanding terbalik dengan besar diafragma.
Lensa sering dikategorikan dengan sebutan:
1.     Lensa “fast/cepat”
2.     Lensa “slow/lambat.”
 Sebutan ini didapat dari kemampuan lensa dalam membuka diafragma secara maximum. Lensa dengan bukaan maximum f/2,8 disebut “faster/lebih cepat” dari lensa dengan bukaan maximum f/4. Istilah “stop” berhubungan dengan perubahan eksposur. Untuk mendapatkan satu stop eksposur lebih berarti menggandakan jumlah cahaya yang mencapai film (bisa dengan membuka diafragma atau melipat ganda waktu eksposur dengan kecepatan shutter lebih lambat). Untuk exposur satu stop kurang, berarti memotong setengah jumlah cahaya yang mencapai film (bisa dengan menutup difragma atau memotong waktu eksposur dengan kecepatan shutter lebih cepat).
   Menggunakan Aperture dan Shutter Bersamaan 
  KEDUA-duanya shutter dan aperture, berpengaruh dalam mengatur banyaknya cahaya yang mencapai film. Untuk mendapatkan eksposur yang benar (tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang), kita membutuhkan kombinasi antara shutter dan aperture untuk mengatur jumlah cahaya pada suatu pemandangan, obyek, dan juga film.Setelah kita mengetahui setiap kombinasi dari  shutter dan aperture yang akan mendapatkan jumlah pencahayaan yang tepat, kita dapat sesukanya merubah setting salah satunya selama kita juga merubah setting lainnya secara berlawanan. Karena setiap f-stop mengumpulkan jumlah cahaya dua kali lipat dari f-stop lebih kecil berikutnya, dan setiap kecepatan shutter mengumpulkan jumlah cahaya dua kali lipat dari kecepatan shutter lebih cepat berikutnya, kita dapat menggunakan bukaan diafragma lebih kecil apabila kita menggunakan kecepatan shutter yang lebih lambat.Sebaliknya, bila kita gunakan diafragma besar, kita dapat menggunakan kecepatan shutter yang lebih cepat. Jumlah cahaya yang diterima film pada kombinasi f/16 dan 1/125 detik, sama dengan jumlah cahaya diterima pada kombi­nasi f/5.6 dan 1/2000 detik.Kombinasi shutter dan aperture, dapat diibaratkan dengan air yang mengalir pada kran untuk mengisi sebuah gelas; waktu yang diperlukan air untuk mengisi gelas tergantung pada lebar atau sempitnya bukaan kran. Apabila dibutuhkan 2 detik oleh air untuk mengisi penuh gelas dengan bukaan kran lebar, maka dibutuh­kan 4 detik oleh air untuk mengisi penuh gelas dengan bukaan kran setengah lebih kecil. Sekarang, bayangkan apabila film adalah gelas, shutter adalah waktu yang dibutuhkan, bukaan kran adalah difragma, dan air adalah cahaya.(advent)Sumber: diktat fotografi
Read More …



Duniafotokita-Dalam benak saya tidak ada cita cita untuk memiliki kamera analog. Karena susah dalam penggunaannya serta yang tidak kalah lagi disebabkan banyaknya pengeluaran ketika memakainya nanti. Tapi hanya untuk sekedar tahu saja. Adapun keriteria yang mesti di perhatikan saat anda ingin membeli kamera tua yaitu lensa, light meter, mekanik, umur dan yang tidak kalah pentingnya adalah harga.Yang pertama adalah Lensa.lensa “kit” atau bawaan dari kamera itu sendiri adalah pilihan yang terbaik. Jika perlu hasil photo yang lebih lebar, gunakan lensa pendek. 18mm-24mm. Untuk kamera analog, umumnya 35mm sudah lebar. Lensa Normal-nya saja 50mm. Yang kedua yaitu light meter. Dalam light meter anda seharusnya mencari yang normal-normal saja meskipun memang sulit untuk menemukannya. Kenapa harus mencari yang normal? karena memang itulah Fitur utama di kamera yang berhubungan dengan elektronik. Karena itu butuh baterei dalam pengoperasian. Sesuaikan battrei spek asli dengan keadaan yang ada saat ini.ketiga yaitu mekanik.Carilah mekanik yang lancar demi keperluan anda sendiri. Adapun yang harus diperhatikan adalah : Shutter, lancar di kokang, knob pengatur ISO/ASA/Din, self timer, knob untuk buka lensa dan knob untuk setting kecepatan bukaan/rana.keempat adalah umur.Memang benar umur tidak pernah bohong. Semakin muda memang dari segi mekanis semakin baik. Bahkan semakin muda umur kamera, fitur automatis dan elektronik akan selalu menghiasi. Namun itu tidak terlalu menjadi masalah, karena pada prinsipnya, tetap memakai film seluloid untuk menangkap cahaya. Yang terakhir adalah harga.Harga memang nomer dua. Namun jangan disepelehkan, karena harga itu menentukan juga kualitas barang. Tapi jangan mau juga dikibuli oleh harga. Mentang-mentang yang mahal yang bagus jadi mau cari yang mahal aja. Boleh aja sih asal kantong meyakinkan aja. (chidix) 


Read More …