Dunia Foto Kita

TRAVELEXPOSE PHOTO HUNTING
14-15 JANUARI 2012
TANJUNG LESUNG RESORT

 

Daftarkan segera diri anda.
*Dapatkan Voucher IDR 500,000 di Kalicaa Villa untuk setiap pendaftaran.
* Peserta terbatas Maks. 25 pendaftar.


Hadiah :
Juara 1
voucher menginap 1 malam di Kalicaa Villa

Gratis berlangganan TravelXpose selama 12 edisi
HP Blackberry Onyx 2


Juara 2
Gratis berlangganan TravelXpose selama 6 edisi
HP Blackberry Gemini 


Juara 3

Gratis berlangganan TravelXpose selama 3 edisi
HP Nexian

More Info :
Feny : 0812 9828 4766
Novi : 0812 1555 5319

Sumber : disini (Ilham)


Read More …

Duniafotokita- film adalah alat perekam cahaya yang ada tepat di bagian belakang kamera.Berdasarkan bahan dan tingkat sensitifnya,film dapat dibedakan menjadi: 
*Film hitam putih
*Film warna
*Film infrared
*Film tungsten
*Film negatif
*Film positif
*Film daylight
*Film shade
   Terdapat juga kamera polaroid yang memberi gambar positif, sehingga pengguna tidak perlu melakukan proses cuci cetak film. Kamera digital saat ini tidak menggunakan film, melainkan sensor yang lebih peka terhadap banyak warna.

Berdasarkan ukurannya, film dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :
*Small format (35mm)
*Medium format (100-120mm)
*Large format (lebih dari 120mm)

Pembagian kamera berdasakan mekanisme kerjanya dibagi menjadi 2

1. Kamera single lens reflect
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.jenis ini bekerja pada kamera dslr dan cara kerjanya menggunakan pemantulan seperti yang di gambar

2. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur. ini bekerja pada kamera digital (cidix)
Read More …

Duniafotokita- Kita mengenal banyak alat penyimpanan data. Ada berbagai macam jenis alat penyimpanan data yaitu flashdisk, disket, hardisk,memori card dan lain sebagainya.Duniafotokita kali ini akan membahas berbagai macam jenis kartu memori,diantaranya yaitu :


*PC Card / PCMCIA  
*CF (Compact Flash). 
*CFII (Compact Flash Type II). 
*SD (Secure Digital).
  miniSD.
  microSD / TransFlash. 
  SDHC (secure digital higt capacity) 
*SM (SmartMedia). 
*MMC (MultiMediaCard).
 RS-MMC(Reduced-Size    MultiMediaCard).
  MMCmicro. 
*xD-Picture. 
*MS (MemoryStick). 
  MS-Duo (MemoryStick Duo)
  Memory Stick Micro M2. 
*Intelligent Stick. 
*µ card. 
*SxS™ Memory Card (Maulana)


Read More …

Duniafotokita-Masih banyak para penggemar fotografi yang belum mengerti secara penuh tentang istilah istilah fotografi itu sendiri. kali ini Duniafotokita akan membahas tentang sedikit banyaknya istilah istilah yang ada di dunia fotografi itu sendiri. Mari kita lihat.!

CAMERA OBSCURA:
Kamera pertama dalam dunia fotografi, di mana bentuknya merupakan sebuah kamar gelap yang hanya memiliki lubang kecil (pinhole).

OBSERVASI:
Dalam bidang potret memotret adalah pengamatan yang dilakukan untuk mencari tahu tentang subjek foto terutama mengenai gerak-gerik, suasana hati maupun ekspresi.

OPTIK:
Berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb).

ORTHOCHROMATIC FILM:
Ortokromatic film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.

EXPOSURE :
adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.

OVER EXPOSURE:
Pencahayaan lebih. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film maupun foto, di mana gambar yang ada tampak terang atau gelap pada film negatif karena pencahayaan yang berlebihan.

UNDER EXPOSURE :
Pencahayaan kurang. Pencahayaan kurang. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film maupun foto, di mana gambar yang ada tampak gelap atau terang pada film negatif karena pencahayaan yang kurang..

OVERHEAD LIGHTING:
Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.

BACKLIGHT :
Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang berasal dari belakang objek. Arah cahaya ini berlawanan dengan posisi kamera. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet; objek foto dikelilingi "rim light" atau cahya yang ada disekitar objek. Efek cahaya ini bisa merugikan pemotret sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.


DEPTH OF FIELD (DOF) :
Bagian yang tampak tajam (tidak buram) dan jelas,yang berada dalam jangkauan tertentu. Biasanya juga disebut sebagai ruang tajam.

RANA :
Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.

DIAFRAGMA :
Jendela dimana tempat masuknya cahaya,berbentuk delapan tumpukan lempengan logam, biasanya diafragma ini mempengaruhi ruang tajam dari gambar itu sendiri. 

ASA/ISO :
adalah untuk mengukur tingkat kesensitivitas atau kepekaan film foto terhadap cahaya. Film dengan kepekaan rendah (memiliki angka ISO rendah) membutuhkan sorotan exposure yang lebih lama sehingga disebut slow film, sedangkan film dengan kepekaan tinggi (memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan exposure yang rendah

FLASH :
Cahaya lampu tambahan. biasanya digunakan untuk memberi penerangan tambahan/fill in jika dalam keadaan low light (rendah cahaya)

Read More …

Duniafotokita-Banyak yang bertanya, perbedaan kamera analog dan digital. Duniafotokita akan membahas tentang perdebatan antara kamera single lens reflex (SLR) analog dan digital SLR yang selalu menjadi topik yang tidak akan ada habisnya. Baik kamera digital maupun analog memiliki kelebihan dankekurangannya sendiri. Keduanya pun memiliki penggemarnya masing-masing. Memotret dengan kamera analog secara teknik fotografi tidaklah jauh berbeda. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi, kamera digital semakin canggih. Kamera digital memiliki feature manual yang sama seperti kamera analog SLR. Tetapi di dalamnya keduanya berbeda.
Dalam hal mengumpulkan dan memfokuskan cahaya, analog dan digital hampir identik. Keduanya harus menerima jumlah cahaya yang sesuai dalam waktu yang tepat. Kemudian memfokuskan objek yang membutuhkan pengaturan kombinasi antara shutter speed (kecepatan rana), aperture (diafragma), lensa dan kepekaan cahaya (ASA).
Semua fungsi ini pada kamera analog kombinasi semua ini harus dilakukan secara manual. Pada kamera digital, pengaturan bisa sepenuhnya otomatis. Akan tetapi, profesional kamera digital didesain untuk memungkinkan pengaturan shutter speed, aperture dan fokus secara manual. Dalam menangkap cahaya, analog menggunakan dua jenis film yaitu film hitam-putih dan warna. Proses pencucian dan pencetakan film menerjemahkan objek yang terekam menjadi sebuah karya foto. Film warna memiliki tiga layar imulsi, setiapnya bereaksi pada warna utama yaitu merah, hijau dan biru. Hasil percampuran ketiga warna tersebut cetakan mendekati warna cahaya sesungguhnya yang mengenai film.
Sensor citra pada kamera digital dibuat dengan ribuan photosites yang mengubah energi cahaya menjadi informasi digital. Dengan mengkombinasikan informasi tentang warna-warna dan intensitas, kamera menetapkan warna spesifik pada setiap pixel. Setting kamera terutama pengkombinasi antara kecepatan rana, diafragma, lensa dan ASA membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus fotografi. Namun, sekarang dengan teknologi digital, kecanggihan kamera memungkinkan pengkombinasian semua feature dilakukan secara otomatis. Teknologi memudahkan kegiatan pemotretan, fotografer tidak lagi kerepotan mengatur setting shutter speed dan aperture. Saat ini, berbekal dengan sebuah kamera digital seseorang yang awam fotografi dapat menghasilkan foto yang bagus.Menurut wartawan foto Reuters, Dadang Toli, teknik menggunakan kamera digital dengan setting manual secara teknik pemotretan tidaklah jauh berbeda. Dari segi seni fotografinya pun hampir sama. Kekurangan kamera digital saat ini adalah ia tidak memiliki fasilitas multi exposure yaitu memotret berkali-kali dalam satu frame.
Berbeda dengan kamera digital yang sudah langsung diketahui hasilnya. Memotret suatu momen menggunakan kamera analog tidak ada namanya kesempatan kedua. Kesalahan pemotretan baru diketahui setelah film dicetak. Fotografer harus mendapatkan foto yang menarik dengan momen yang pas, pencahayaan yang oke. Pengaturan diafragma dan kecepatan rana haruslah akurat.
Hasil foto digital bisa diperbaiki atau diedit dengan program foto di komputer sehingga hasil foto jauh lebih bagus.
Terlepas dari semua perdebatan tersebut, penggunaan kamera digital dan analog adalah suatu pilihan. Setiap kamera menuntut kreativitas dan keahlian tersendiri. Semua kembali pada manfaat penggunaannya dan pilihan pengguna.(advent)
Read More …

DuniaFotoKita-Agus Leonardus lahir pada tahun 1955 dan mulai mempelajari fotografi pada pertengahan tahun 1977 selagi mempelajari ilmu Ekonomi dari Universitas Gajah Mada. Pada tahun 1982 meraih Lisensi dari Royal Photography Society of Great Britain dan mendapat penghargaan dari Federation Internasionale DeL’art Photographique, Belgia.

Pada tahun 1987, fotonya terpilih untuk dipamerkan di Kodak Pavillion Professional Photographers’ Showcase, EPCOT Center Walt Disney World, Florida USA. Agus meraih ranking tertinggi dari Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia. Selain buku karya fotonya berjudul ’Waton Urip’ bersama beberapa fotografer lainnya, Agus juga menerbitkan buku karya fotonya yang berjudul ’Djogdjakarta in My Nokia’ pada tahun 2006 yang disponsori oleh Nokia.

Agus sangat aktif melakukan pameran foto baik berskala nasional maupun internasional. Beberapa pameran tunggalnya dilangsungkan di Yogyakarta, Jakarta, Solo, Surabaya, dan Makasar yaitu ’SenirupaFoto Kata Hati’ tahun 1995 dan ’Waton Urip’ tahun 2006. (Ilham)
Sumber : disini
Read More …

DuniaFotoKita-Lahir pada tahun 1961, dan merupakan pemegang gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1988. Salah satu buku karya fotonya adalah ‘Indonesia, Mist of Time’ yang diterbitkan oleh Waterous & Co. di London pada tahun 2005. Arbain adalah pemenang beberapa penghargaan fotografi dari berbagai lomba foto bertaraf nasional dan internasional seperti Juara Tunggal Festival Seni Internasional Art Summit 1999, serta memenangkan medali perunggu 2 tahun berturut-turut pada Lomba Salon Foto untuk tahun 2006 dan 2007. Selain bekerja sebagai fotografer di Harian Kompas, Arbain juga mengajar di beberapa universitas seperti Universitas Pelita Harapan, Universitas Media Nusantara dan Darwis School of Photography. Arbain juga kerap mengadakan pameran foto baik secara bersama dengan fotografer lain atau pameran foto tunggal seperti Ekspresi (Medan, 2002), Mandailing (Medan, 2002), Senyap (Bentara Budaya, Jakarta, 2004) dan Colour of Indonesia (Galeri Cahaya, Jakarta, 2004). (Cidix)
Sumber : disini 
Read More …

DuniaFotoKita-Nikon's 1 system mewakili kedatangan perusahaan di pasar lensa kamera mirrorless dipertukarkan. Seperti para pesaingnya, perusahaan mengatakan itu menargetkan pengguna kamera kompak yang ingin kualitas yang lebih baik tetapi ditunda oleh ukuran dan kompleksitas DSLR. Kami berbicara kepada perusahaan ketika sistem pertama kali diluncurkan dan menulis tentang kesan pertama kami.

Menurut Nikon,1 sistem telah empat tahun dalam pembuatan. Pelacakan kembali, ini berarti bahwa Nikon mulai bekerja pada sistem baru mirrorless pada pertengahan-2007 - sekitar setahun sebelum Panasonic meluncurkan Micro Four-Thirds perintis sistem dengan Lumix DMC-G1. Hasil dari semua pekerjaan ini adalah dua kamera, berbasis di sekitar lensa mount benar-benar baru dan sensor yang unik 'CX format'. Pada 13,2 x 8.8mm, sensor 10MP dalam kamera ini baru (umum untuk kedua model) adalah kecil dibandingkan dengan sebagian besar rekan-rekan mirrorless mereka, dan menghasilkan multiplier 2.7x efektif panjang fokus (yang melihat lensa 10mm menjadi 'yang efektif '27mm). Sekarang bahwa debu memiliki waktu untuk menyelesaikan, itu adalah adil untuk mengatakan bahwa keputusan ini mengejutkan banyak orang, dan kecewa banyak. Hal ini sangat jelas bahwa, sejauh Nikon yang bersangkutan, J1 dan V1 milik segmen pasar baru, berbeda dari yang ditargetkan oleh Sony NEX seri atau Panasonic dan Olympus Mikro 'Four Thirds model.
Dari atas, Anda dapat melihat bahwa J1 adalah lebih ramping dari V1, yang sebenarnya salah satu kompak chunkiest faktor-bentuk kamera dari jenis. Dari perspektif ini Anda juga dapat melihat berapa banyak EVF menjorok perumahan V1 di belakang kamera. Perbedaan antara J1 dan V1 adalah penting - V1 memiliki built-in 1.4M-dot bidik LCD, sementara J1 tidak. Namun, meskipun model murah, sederhana, J1 memiliki built-in flash yang V1 kekurangan. V1 yang membuat untuk ini kelalaian dengan port multi-aksesori yang dapat digunakan untuk me-mount lampu kilat eksternal khusus SB-N5 flashgun atau unit GPS.

V1 memiliki resolusi layar LCD belakang yang lebih tinggi dan shutter mekanis, yang membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik untuk menangkap framerate tinggi subyek bergerak. Rana mekanik juga memungkinkan untuk menggunakan flash pada kecepatan rana 1/250th per detik, bukan 1/60th bahwa shutter elektronik membatasi kamera untuk. Ergonomis meskipun, dengan pengecualian V1 built-in EVF, kedua kamera menangani dalam banyak cara yang sama. Kedua kurangnya dial eksposur modus tradisional, dan kamera tidak menawarkan banyak di jalan kustomisasi. Keduanya - pada dasarnya - dirancang untuk multi-tujuan operasi titik dan menembak.
Pengalaman menembak

V1 Nikon lebih antusias berorientasi dua kamera di Nikon merek baru 1-sistem. Menjelang review lengkap, klik pada link di bawah untuk membaca kesan pertama kami.(Maulana)

sumber : disini 
Read More …


DuniaFotoKita-Pada pertengahan September 2010 lalu Nikon meluncurkan produk kamera digital SLR entry-level terbarunya. D3100 dengan sensor CMOS format DX 14 megapixel, live View mode, kemampuan video full HD dengan autofocus, ditambah dengan modus panduan interaktif, dilengkapi juga dengan “sensor dust buster”, dan 11 point autofocus. Kamera ini juga memiliki kisaran ISO yang lumayan luas yaitu ISO 100-3200 dan diperluas sampai ISO 12800, D3100 cocok dalam kondisi pencahayaan apapun.


Spesifikasi :
  • sensor CMOS 14 MP (23.2 x 15.5 mm)
  • live View
  • Continuous AF pada video mode/live view
  • LCD 3 inci (tidak bisa dilipat-putar/swivel)
  • ISO 100 – 3200, bisa diangkat hingga 12800
  • flash sync 1/200 detik
  • 11 titik AF (multi CAM 1000)
  • Quiet Shutter Release Mode
  • usia shutter 100.000 kali pakai
  • 420-pixel RGB 3D Color Matrix II metering sensor
  • HD Video 1920 x 1080p 24 fps dan 1280 x 720p 30 fps/24 fps
  • AVCHD video codec (H.264), HDMI out
  • EXPEED2 processor
  • pengguna bisa menyimpan picture profiles
  • video editing didalam kamera
  • burst 3 fps
Fitur : 
Dengan senjata lensa kit AF-S 18-55mm VR, D3100 memiliki sederet fitur hebat lainnya seperti ISO maksimum 12800 dan EXPEED 2 engine processor. Sensor di D3100 sudah memakai sensor CMOS beresolusi 14 MP (D3000 masih dengan sensor CCD beresolusi 10 MP). D3100 masih menawarkan 11 titik AF yang fleksibel, plus dukungan layar LCD 3 inci beresolusi 230 ribu piksel.
D3100 merupakan DSLR pertama Nikon yang sanggup merekam video dengan resolusi full High Definition atau 1920 x 1080 piksel. fitur movie di D3100 ini sudah mendukung continuous AF sehingga tak perlu lagi mengatur ring manual fokus saat sedang merekam video. Hal ini menjadikan D3100 sebagai DSLR entry-level paling sarat fitur yang pernah dibuat oleh Nikon.
Sumber : Info Digital, duniafotokita.com (Maulana)

Read More …



DuniaFotoKita-Berbicara mengenai foto bluring dan panning, pasti berbicara akan sesuatu yang bergerak dan speed (kecepatan). Mengapa demikian ? Karna tehnik pengambilan fotonya dilihat dari sesuatu yang bergerak dengan speed yang diinginkan. Untuk kali ini kita membahas bluring dan panning, yang termasuk pada kecepatan rendah (slow speed).




Bluring
Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur, diperlukan kecepatan rana rendah. Seberapa rendah? Tergantung pada beberapa faktor.
1.      Kecepatan Subjek 
Sebuah mobil berkecepatan tinggi, seperti mobil Formula 1 yang melaju kencang menjadi blur pada kecepatan rana 1/500 detik.Namun untuk pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/15 detik.
2.      Sudut Pandang Arah Pemotretan Dan Jarak 
Subjek yang bergerak melintas dari samping, blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal.Subjek yang bergerak di dekat Anda akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari Anda. Agar foto disebut blur dan bukan “ancur”  biasanya fotografer memasukan subjek lain yang tidak bergerak sebagai patokan. Jadi dalam frame mesti ada dua macam subjek, yaitu :
   -    Subjek bergerak : menjadi blur pada foto.
   -    Subjek diam : menjadi jelas dalam foto

Bagaimana menghindari foto blur jadi ancur? Kamera harus dalam posisi diam.
Pada kecepatan 1/30 (atau lebih lambat lagi) direkomendasikan menggunakan tripod.





Panning
Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan Panning, kamera mengikuti subjek selama eksposur.






Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek relatif lebih tajam dibandingkan dengan background-nya yang hampir sepenuhnya blur. Ibarat petembak, panning adalah Tembak Reaksi, salah satu cabang olah raga menembak, yang di Indonesia di bawah naungan PERBAKIN. Petembak reaksi menggunakan semboyan (Diligentia Vis Celeritas) yang artinya adalah Diligentia=Accuracy=Ketepatan, Vis=Power=Kekuatan, Celeritas=Speed=Kecepatan. Pemotretan Panning harus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dan wama-warna yang di-blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi panning diperlukan kecepatan rana yang hampir sama dengan teknik bluring di atas. Sebuah mobil berkecepatan tinggi, seperti mobil Formula 1 yang melaju kencang akan menjadi panning pada kecepatan rana 1/500 detik. Namun untuk pejalan kaki akan menjadi panning pada kecepatan 1/15 detik. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan asa kecil.
Perlu diketahui, agar foto menjadi panning sama halnya seperti bluring, yang dimana didalam frame mestilah ada dua macam subjek, yaitu :
-    Subjek bergerak menjadi jelas pada foto.
-    Subjek diam menjadi blur dalam foto.
Sumber : Materi fotografi Burhanuddin, duniafotokita.com. (Maulana)
Read More …

DuniaFotoKita-Pada tahun 1880-an, dikembangkannya dua penemuan baru yaitu emulsi gelatin dimana silver salts dapat diletakkan sebagai emulsi, keuntungan dari gelatin adalah cepat kering dan dapat diaplikasikan pada penemuan lainnya, yaitu rol film. Rol film menjadi suatu revolusi dalam dunia fotografi, karna memungkinkan semua orang untuk menikmatinya, dibandingkan sebelumnya dimana fotografi terbatas hanya untuk para profesional karna prosesnya yang komplikasi.
Seorang berasal dari Amerika bernama George Eastman menjadi popular karna menciptakan alat yang dapat memproduksi rol film dalam jumlah besar. Produknya kemudian ia sebut Eastman’s American Film, emulsi gelatin tipis yang ditempelkan pada satu rol kertas. Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Rol film memberikan banyak kemudahan dan sangat praktis dalam penggunaannya. Sampai akhirnya. Eastman’s American Film memproduksi rol kertas tipis yang dilapisi emulsi gelatin. Dalam perkembangannya, emulsi dipisahkan dari kertas yang tidak tembus cahaya, sehingga dihasilkan film negatif yang siap untuk dicahayai. Film baru ini mengguncang dunia fotografi, sekaligus memungkinkan terciptanya kamera yang praktis, tidak berat, dan tidak mahal. Pada tahun 1888, Eastman memperkenalkan kamera kotak (box camera) dengan merek Kodak yang dilengkapi dengan rol film yang cukup untuk membuat 100 gambar. Kamera berseri Kodak nomor 1 ini menawarkan kepraktisan yang belum pernah ada sebelumnya, membuat penemuan kamera ini menjadi sangat popular pada saat itu. Dengan munculnya kamera ini, semakin banyak orang yang tertarik pada dunia fotografi.
Selain harganya relatif murah, ringan untuk dibawa, dan yang terpenting mudah dalam pengoprasiannya. Disamping itu, waktu eksposur yang dapat dibuat kamera ini pun sangat singkat. Dengan kecepatan tunggal 1/25 detik dan lensa focus tetap (fixed focus lens). Artinya subyek tidak perlu lagi diam mematung ketika diambil gambarnya. Kamera ini mampu merekam semua objek dengan jelas, pada jarak lebih dari 8 kaki.
Setelah usai digunakan untuk memprosesnya, pemakai mengirim kamera ke Eastman Company untuk diproses dan dicetak. Setelah selesai proses dan cetak, kamera diisi lalu dikirim kembali ke pemakai.
Sukses Eastman’s Kodak diikuti dengan penemuan yang dilakukan oleh stafnya Hannibal Goodwin. Goodwin membuat rol film yang transparan terbuat dari plastik yang fleksibel, yang dilapisi dengan emulsi tipis, dan cukup kuat untuk digunakan tanpa kertas penahan. Sejak itu, era baru dalam dunia fotografi dimulai, dengan kamera yang mudah ditangani.
Sumber: Diktat fotografi Burhanuddin,(Maulana)
Read More …

Duniafotokita-Kurang dari setahun setelah peluncuran T1i EOS Rebel (500D) datang terbaru dalam jangkauan konsumen yang sangat populer Canon SLR, yaitu Rebel T2i (EOS 550D). Dengan 450D dan 500D Canon tampaknya menarik diri sedikit dari 'entry level' yang sesungguhnya (sektor didorong hampir seluruhnya oleh harga).
Dalam banyak hal EOS 550D adalah 'bayi EOS 7D'. Serta mendapatkan dorongan resolusi untuk kelas-terkemuka 18 megapixel dan mode film secara signifikan ditingkatkan (yang sekarang menawarkan menangkap HD penuh sampai dengan 30 fps, memiliki kontrol manual penuh dan pilihan untuk menggunakan mikrofon stereo eksternal), EOS 550D mendapatkan metering canggih dari 7D.
Sudah jelas Canon telah merasa panas dari persaingan yang agresif yang dihadapi dari fitur-sarat kamera banyak ditawarkan oleh Nikon, Pentax, Sony dan Olympus di sektor pasar, dan telah memutuskan untuk melempar tantangan dengan Rebel paling -specced pernah yang  kami lihat. Kami akan cadangankan penilaian pada apakah itu ditakdirkan untuk menjadi kelas-pemimpin sampai kita punya sampel produksi akhir untuk meninjau.

Ini sejarah singkat tentang  Canon SLR digital entry level seri
20/08/03: Canon EOS 300D / Digital Rebel (6 mp)
17/02/05: Canon EOS 350D / Digital Rebel XT (8 mp)
24/08/06: Canon EOS 400D / Digital Rebel XTi (10 mp)
24/01/08: Canon EOS 450D / Digital Rebel XSi (12 mp)
10/06/08: Canon EOS 1000D / Rebel XS Digital (10 mp) *
25/03/09: Canon EOS 500D / Digital Rebel T1i (15,1 mp)
08/02/10: Canon EOS 550D / Rebel T2i (18 mp)
* Canon EOS 1000D merupakan sub-kelas dari seri Rebel dan karenanya harus dianggap sebagai seri paralel

Headline fitur
18 Megapixel APS-C CMOS Sensor
DIGIC 4 prosesor dengan ISO 100-6400 (Ekspansi ke 12800)
terus menerus menembak 3.7fps
• Kendali film HD rekaman dengan kontrol manual dan frame rate yang dipilih
7.7cm (3.0 ") 03:02 Batal Lihat LCD dengan 1.040 titik k
Sistem metering iFCL dengan 63-zona dual-layer Sensor Metering
• Layar Kontrol Cepat untuk mengubah pengaturan pemotretan
Kompensasi eksposur + / -5 berhenti (meskipun skala bidik masih + / -2 berhenti)
• Pilih nilai maksimum untuk Auto ISO
Eksternal Mikrofon soket
Film fungsi tanaman
Eye-Fi terhubung fungsi kompatibilitas


Dikutip dari sumber : http://www.dpreview.com/reviews/CanonEOS550D/ (cidix)
Read More …

Nama                                       : Bhenat Khahfi Doni
TTL                                         : Jakarta, 05 Agustus 1991
Alamat                                     : Jl. Adi Yusuf Rt/Rw 02/10 Peninggilan Selatan, Tangerang
Pekerjaan                                 : Mahasiswa Ilmu Komunikasi
No Telepon                              : 0815 19270182
Hobi                                         : Memancing
Pengalaman Organisasi           : -Pramuka 
 
     Fotografi saat ini bukanlah hal yang luar biasa lagi, hal yang dianggap sebagian orang adalah kegiatan yang menyenangkan dan kegiatan mengabadikan momen. Menurut salah seorang mahasiswa ilmu komunikasi Untirta Bhenat(20) fotografi itu indah, apalagi dilakukan dengan senang hati pasti menyenangkan. perkembangan fotografi semakin hari kian meningkat dan teknologinya yang sangat luar biasa, terbukti dari banyaknya merek kamera yang keluar pada saat saat ini dengan harga yang sangat terjangkau."Untuk para fotografer baik pemula maupun yang ingin terjun di dunia fotografi giatlah memoto karena dengan praktek itulah kemampuan anda akan terasah sempurna” tutupnya. (chidix)

Read More …


Contoh Filter Warna
Duniafotokita-Filter adalah suatu sistem optis pembantu yang biasanya dipasang di depan lensa dan dapat memodifikasi gambar asli di saat pemotretan. Beberapa jenis filter dapat mengubah warna-warna atau bayangan, sedangkan yang lainnya dapat menciptakan efek fisik baru pada bidang gambarnya. Namun, sebuah filter dapat juga berupa suatu media tembus pandang atau memantul. Pemakaian filter mempunyai maksud yang berbeda-beda. Jenis filter berikut biasanya digunakan untuk memperbaiki kekurangan dari lensa atau film.

1. Skylight filter/cloudy filter

Filter ini digunakan untuk mencapai keseimbangan dalam penyajian nada oleh film hitam putih dan untuk memberi kehangatan nada pada film warna .Selain itu, skylight filter juga berfungsi untuk menahan sinar ultra violet, menambah kehangatan warna pada foto, dan mengurangi warna kebiruan pada latar belakang atau daerah-daerah gelap yang memantulkan langit. Filter ini boleh terpasang terus pada lensa sebagai pelindung.

2. Ultra violet filter (UV)

Filter ini berfungsi untuk menghilangkan efek sinar ultra violet dan sangat berguna dalam pemotretan di dataran tinggi dengan pemandangan yang luas. Filter pelindung ini menyerap sinar ultra violet tanpa mempengaruhi tampilan warna yang lain dan ideal bagi film hitam putih.

3. Polarisasi Filter (PL)

Filter ini terdiri dari 2 keping kaca yang dapat berputar, terpisah satu sama lainnya, dan berwarna kelabu. Polarisasi filter berfungsi untuk menghilangkan refleksi sinar yang ditimbulkan oleh permukaan air atau kaca. Selain itu, filter ini juga dapat digunakan untuk menghidari pantulan bukan metal (kaca, air) dan memperbaiki kekontrasan dengan mempertebal warna biru langit dengan sudut 90° terhadap jalannya sinar matahari.

4. Neutral density filter

Filter ini terdiri dari satu bulatan kaca kelabu. Berfungsi untuk mengurangi kecerahan cahaya, jika Anda harus menggunakan kecepatan rana rendah dan bukaan diafragma tidak mencapai nilai lebih dari 16, untuk memperkecil ruang tajam dengan tetap mendapatkan pencahayaan yang memuaskan.

Untuk mencapai warna yang sesuai dengan aslinya (natural) Tersedia jenis filter koreksi, seperti filter UV, SL, PL, dan tipe 80, untuk kebutuhan ini. Filter UV dan SL merupakan filter yang paling banyak digunakan fotografer karena dianggap sebagai filter pelindung lensa agar tidak tergores atau terkena debu. Jika fotografer menginginkannya, lensa yang baru dibeli perlu dilengkapi dengan filter ini. Selain itu, filter ini juga memiliki fungsi yang lebih penting dari sekadar penjaga kaca lensa. Fungsi filter UV (ultra violet) adalah untuk menahan cahaya ultra violet yang berlebihan, sedangkan filter SL (shy light) yang,berwarna merah muda sangat tipis dibuat untuk melengkapi pemakaian fotografi warna. Fungsi utamanya adalah menetralkan warna biru langit. Namun, karena sering dianggap kurang efektif, banyak fotografer yang tetap menggunakan filter UV di lensanya. Untuk memperbaiki mutu dan efektivitasnya, filter SL kemudian dimodifikasi menjadi SL (1B) yang dapat lebih banyak menyerap cahaya ultra violet, sedangkan SL yang lama berkode SL (lA). Pemakaian filter UV maupun SL hanya sedikit menahan intensitas cahaya yang masuk ke dalam lensa dan dianggap tidak terlalu berpengaruh karena besarnya hanya sekitar 1/2 stop.(advent)

 


Read More …


Hay guys…. Bagi anda yang senang akan memoto, kami infokan bahwa ada lomba foto dengan tema "Serangga dan Perilaku Hidupnya"
Deadline: 8 Januari 2012

Ilustrasi

Lomba foto yang cukup unik, coz baru kali ini saya menemukan Lomba foto yang objeknya adalah serangga. Namun tidak mengherankan karena kompetisi ini diadakan oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) dalam rangka Kongres VII dan Symposium Nasional. Entomologi adalah cabang ilmu zoologi yang mempelajari segala sesuatu mengenai serangga (entomon adalah serangga, dan logos adalah ilmu). Perhimpunan Entomologi Indonesia merupakan organisasi profesi dan keilmuan dalam bidang serangga Yang anggotanya berasal dari seluruh Indonesia.

Hadiah Untuk pemenang:
  • Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 1.500.000 + Piagam
  • Penghargaan Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 1.000.000 + Piagam Penghargaan
  • Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 700.000 + Piagam Penghargaan
  • Pemenang Harapan (3 orang) masing-masing akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 250.000 + Piagam Penghargaan.
Ketentuan dan syarat Lomba Foto:
  1. Tema: Serangga dan Perilaku Hidupnya
  2. Lomba terbuka untuk umum warga negara Indonesia
  3. Tidak dipungut biaya apapun dalam keikut sertaan lomba ini
  4. Hadiah: Pemenang pertama akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 1.500.000 + Piagam Penghargaan Pemenang kedua akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 1.000.000 + Piagam Penghargaan Pemenang ketiga akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 700.000 + Piagam Penghargaan Pemenang Harapan (3 orang) masing-masing akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp. 250.000 + Piagam Penghargaan.
  5. Juri: Prof. Sumartono Sosromarsono (Pakar Entomologi Indonesia), Dr. Purnama Hidayat (Mantan Ketua Perhimpunan Entomologi Indonesia) & Praktisi fotografi.
  6. Kriteria penilaian: Kesesuaian tema : 30% Teknik Fotografi : 30% Tingkat kesulitan pengambilan gambar/moment/langka : 30% Lain-lain : 10%
  7. Format foto: Foto digital diterima panitia dalam format JPEG atau JPG dengan sisi terpanjang foto minimal 2400 (dua ribu empat ratus) pixel.
  8. Setiap peserta dapat mengirimkan maksimal 5 (lima) foto untuk disertakan dalam lomba ini
  9. Foto yang diikutsertakan berhak digunakan panitia untuk keperluan non komersial
  10. Foto yang diikutsertakan dalam lomba ini adalah foto yang diambil di Indonesia pada tahun 2011
  11. Tidak diperkenankan menambah atau mengurangi unsur foto, maupun penambahan unsur di luar objek yang difoto seperti menggunakan framing dan watermark, olah digital hanya sebatas kontras, burning, dodging, serta cropping
  12. Alamat pengiriman foto: peipusat@yahoo.com atau peipusat@indo.net.id atau sekretariat@pei-pusat.org Dengan Subject: Lomba Foto Serangga 2011Nama lengkapjudul fotonomor HP (hand phone) Contoh: Lomba Foto Serangga 2011.Budi.Serangga Bertengger.0812345678
  13. Batas akhir foto diterima panitia melalui email: 8 Januari 2012 
  14. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
  15. Khusus bagi pemenang wajib mengirimkan file foto dalam bentuk hi-res, fotokopi/scan identitas dan surat pernyataan kepemilikan karya foto sebelum pembagian hadiah dilakukan.
  16. Setiap peserta harus menjamin bahwa foto yang diikut sertakan dalam lomba adalah hasil karya sendiri dan tidak akan memunculkan masalah hukum/HAKI
  17. Dengan mengirimkan foto kepada panitia maka setiap peserti dianggap mengerti dan tunduk kepada aturan lomba foto ini dan membebaskan panitia dari segala tuntutan atas keikutsertaan foto yang dikirimkan.
  18. Foto pemenang dan beberapa foto peserta lainnya akan dipamerkan pada acara kongres dan symposium nasional Perhimpunan Entomologi Indonesia di Botani Square Bogor pada tanggal 24-25 Januari 2012
  19. Pengumuman dan penyerahan acara akan dilaksanakan pada saat kongres dan symposium berlangsung
(chidix). Sumber: http://pei-pusat.org



Read More …